Bea Cukai Batam dan Bareskrim Mabes Polri Gagalkan Penyeludupan Narkotika Senilai 9 M

Editor: Meri sihotang

Batam - Topjurnal.com | Tim Gabungan Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe B Batam, pangkalan Sarana Operasi (PSO) Bea dan Cukai Tipe B Batam, Subdit Narkotika Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta Bareskrim Mabes Polri, berhasil menggagalkan penyelundupan 43.795 butir atau senilai Rp 9 Miliar narkotika jenis ekstasi asal Malaysia, yang diselundupkan melalui jalur laut Pada kamis, 25 Maret 2021.

Lokasi kejadian berada di sekitaran Pantai Tanjung Piayu, Sei Beduk, pada hari Jumat, 19 Maret 2021 dan di Utama Houseware, Baloi, Batam pada hari Sabtu, 20 Maret 2021.

Pada hari Jumat, 19 Maret 2021 Tim Gabungan KPU dan PSO BC Batam, Subdit Narkotika serta Bareskrim Mabes Polri mendapat informasi bahwa akan ada upaya penyelundupan narkotika jenis ekstasi ke wilayah Batam.

Kemudian pada hari Sabtu, 20 Maret 2021 pukul 05.30 WIB, Tim Gabungan berhasil menemukan satu tas besar berwarna hijau di sekitar Pantai Tanjung Piayu yang diduga berisi narkotika. pungkasnya.

Tim Gabungan berhasil menemukan dan mengamankan seorang pria berinisial A” yang akan menjemput tas yang diduga berisi narkotika tersebut.

Kemudian Tim gabungan melakukan controlled delivery atas narkotika tersebut, sehingga Tim berhasil mengamankan 2 orang pria berinisial FK dan MA yang akan mengambil tas yang diduga berisi narkotika tersebut.

Barang bukti hasil penegakan hukum tersebut terdiri dari 9 (sembilan) bungkus narkotika jenis ekstasi dengan berat bersih 13.124.7 gram atau sejumlah 43.795 butir, dengan nilai diperkirakan sekitar Rp. 9 milyar.

Tim gabungan juga mengamankan barang bukti berupa 3 (tiga) unit handphone android dan 2 (dua) unit sepeda motor yang digunakan oleh para pelaku.

Diduga ketiga tersangka melanggar Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Pasal 114 ayat (2) dan/atau Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) dengan ancaman pidana mati/ penjara seumur hidup, atau paling singkat 6 tahun dan paling lama 20 tahun, serta pidana denda maksimum Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah). (Ms)

Share:
Komentar

Berita Terkini