Menghindari Prasangka Buruk dari Beredar HoakTentang Vaksin Covid19

Editor: Meri sihotang

 
Topjurnal.com | Vaksin Covid-19 di Indonesia akan disuntik pekan ini, tepatnya Kamis (14/1) besok. Tenaga kesehatan menjadi  kelompok pertama yang divaksinasi meski memang tidak semua tenaga kesehatan atau bahkan nantinya semua orang bisa mendapatkan vaksin tersebut.

Tak hanya di Indonesia, di sejumlah negara bahkan sudah melakukan vaksinasi vaksin Covid-19, seperti Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, Kanada. Negara-negara tersebut umumnya menggunakan dua jenis vaksin virus Corona yang sudah diberi izin edar sebagai penggunaan darurat, yakni vaksin Corona buatan Moderna dan Pfizer.

Namun hingga detik ini, satwasangka terhadap vaksinasi Covid-19 terus bergulir. Satwasangka yang dimaksud di sini, dugaan-dugaan yang tidak berdasar. Artinya, masih banyak pihak yang menolak untuk divaksin, karena dugaan-dugaan bila vaksin tersebut nantinya akan berdampak terhadap kesehatan mereka atau bahkan berdampak buruk.

Sementara, Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang siap untuk menerima vaksinasi vaksin Covid-19. Lantas, terkait hal ini, ada pula anggapan lain bila vaksin yang diterima Presiden Jokowi berbeda dengan yang diterima oleh tenaga kesehatan pada umumnya.

Menurut pakar penyakit menular dari Vanderbilt University, Dr William Schaffner, vaksin virus Corona tersebut telah diperiksa secara ketat oleh badan berwenang dan independen.

Jadi, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk mengkhawatirkan keamanan vaksin Covid-19 tersebut.

Bahkan dirinya menegaskan jika vaksin tidak seperti obat yang dapat menumpuk di tubuh. Jadi, tidak akan mengubah susunan dalam tubuh sehingga menyebabkan efek samping jangka panjang nantinya.

Data yang dihimpun dari Cleveland Clini, agar vaksin virus Corona ini benar-benar ampuh menghentikan pandemi, harus ada sekitar 50 hingga 80 persen populasi yang harus mendapatkan vaksin agar tercapai kekebalan kelompok atau herd immunity.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga telah mengimbau masyarakat untuk tidak takut menjalani vaksinasi Covid-19. Menurut Jokowi, proses vaksinasi Covid-19 sama dengan proses suntik vaksin yang sebelumnya sudah dijalani masyarakat.

Jokowi menyebut ada 67-70% penduduk Indonesia atau sekitar 182 juta orang yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19. Jumlah itu telah memperhitungkan target tercapainya kekebalan komunitas (herd immunity) untuk menekan penularan Covid-19.

Presiden Jokowi berharap masyarakat tidak ada yang menolak disuntik vaksin. Selain prosesnya tidak menyakitkan, pengadaan vaksin jenis Sinovac itu sudah melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama secara langsung.

Intinya memang, percayalah bahwa apa yang dilakukan pemerintah saat ini, terutama terkait vaksinasi Covid-19, tidak lain demi keselamatan rakyatnya. Terlebih, vaksin virus Corona tersebut telah diperiksa secara ketat oleh badan berwenang dan independen, seperti BPOM dan MUI. Untuk itu, mari hindari satwasangka terhadap vaksin Covid-19.

Share:
Komentar

Berita Terkini