Presiden Joko Widodo secara virtual dalam acara Outlook Perekonomian Indonesia 2021 menyampaikan pandangannya yang bertajuk " Meraih Peluang Pemulihan Ekonomi 2021 " yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Tahun 2020 adalah tahun yang sulit akibat pandemi COVID-19. Hal itu bahkan turut menyebabkan perekonomian nasional di kuartal kedua anjlok hingga minus 5,32 persen dan kuartal ketiga minus 3,49 persen, meski sebelumnya sempat tumbuh 2,97 persen di kuartal pertama 2020 sebut Presiden pada saat menyampaikan pandangannya.
Menjelang akhir tahun 2020 pemulihan perekonomian Nasional sudah mulai terlihat, maka Jokowi optimis bahwa perekonomian nasional akan membaik tahun 2021.
Presiden memastikan, semua kebijakan yang baik dan berhasil pada tahun 2020 akan dilanjutkan di tahun 2021, khususnya dibidang kesehatan terkait penanganan COVID-19 memastikan pemberian vaksin gratis kepada masyarakat serta menyalurkan bantuan sosial tepat sasaran.
Dengan program pemberian vaksinasi COVID-19 secara gratis, Presiden berharap tingkat kepercayaan masyarakat terhadap penangan COVID-19 kepada pemerintah semakin meningkat sehingga timbulnya rasa aman di masyarakat.
Pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih cepat, apabila tingkat konsumsi masyarakat naik dan normal terutama setelah Undang-Undang Minibus Lae Cipta Kerja disahkan di akhir 2020 investasi meningkat dan ekspor mulai kelihatan pulih sehingga diharapkan untuk tahun 2021 tetap terjaga, sebut Presiden.
Selanjutnya Jokowi memastikan bahwa Indonesia kembali mendapatkan fasilitas GSP (Generalized System of Preferences/fasilitas keringanan bea masuk impor) dari Amerika Serikat yang akan mendorong ekspor kita sampai ke negeri Paman Sam
Amerika Serikat, Jepang,Uni Emirat Arab,Saudi Arabia dan Kanada telah menyatakan ketertarikannya sehingga dalam situasi pandemik ini kita harus bergerak cepat bersinergi, saya yakin perekonomian kita segera pulih dan normal. Ujarnya.(red)
